Pemeran
1.
Antoni Krismansyah : Mpu Gandring, Kertanegara, Para
Pendeta
2.
Dimas Hafizh : Drakula, Ki Pengalasan, Para
Pendeta, Peserta Rapat
3.
Dimas Onoxa : Ken Arok, Peserta Rapat
4.
Frida Hidayati : Britney Spears, Para
Pendeta, Peserta Rapat
5.
M. Bardan Aryawan : Kebo Ijo, Anusapati, Para Pendeta,
Peserta Rapat
6.
M. Reynaldy Akbar : Lohgawe, Pemimpin Pendeta, Peserta
Rapat
7.
Nailah Azkiya’ : Ken Dedes, Narator
SINGOSARI
Pagi itu suara tangisan bayi
terdengar nyaring berasal dari rumah Ken Endok dan Suaminya. Pagi ini Ken Endok
baru saja melahirkan putra pertama mereka, seorang bayi merah berjenis kelamin
laki – laki yang sangat tampan. Keduanya merasa sangat berbahagia, namun juga
bersedih. Karena mereka tau, mereka takkan bisa membesarkan putra mereka.
Hari menjelang siang saat suami
Ken Endok mengendap – endap berjalan menuju tempat pemakaman desa yang terletak
agak jauh dari rumah mereka. Sebenarnya ia ingin melakukannya saat hari mulai
gelap, namun ia tak tega membiarkan istrinya lebih dalam lagi menyesali takdir
ini. Ia harus membuang bayi kecil itu sekarang juga, secepatnya. Ia pun menaruh
bayi merah itu dibawah pohon teduh didepan tempat pemakaman. Lalu ia
meninggalkannya.
***
Lembong sedang berjalan melewati
tempat pemakaman saat tangis bayi kecil itu menuntunnya berjalan menuju sumber
suara dan mendapati sesosok bayi mungil nan lucu tergeletak dibawah pohon.
Entah kenapa sesuatu membuat Lembong berkeinginan untuk membawah bayi mungil
itu pulang. Akhirnya, ia pun membawahnya pulang.
***
Ken Arok tumbuh menjadi seorang
pemuda yang gagah berani. Namun sayang, ia terbiasa dengan didikan kurang baik
dari Lembong yang membuatnya menjadi pemuda yang seringkali melakukan tindakan
tak terpuji seperti berjudi dan mabuk – mabukan. Suatu ketika Ken Arok sedang
mabuk berat sehingga tanpa ia sadari malam itu ia tidur diteras sebuah rumah
yang tak ia kenal pemiliknya. Setelah pagi tiba, seorang Pak Tua
membangunkannya dengan lembut.
Lohgawe : Hai anakku, mengapa kau tidur
disini? Apakah yang terjadi kepadamu?
Ken Arok : Kemarin malam aku minum, aku
mabuk berat, lalu aku tak ingat lagi apa yang terjadi kepaku hingga pagi ini
kau membangunkanku yang tengah tertidur disini Pak Tua.
Lohgawe : Baiklah, masuklah anakku! Ini
adalah rumahku. Aku Lohgawe, aku seorang brahmana.
Ken Arok : Namamku Ken Arok.
...mereka pun
berjalan memasuki rumah...
Lohgawe : Duduklah Ken Arok! Aku ingin
menyampaikan sesuatu padamu.
Ken Arok : Ya.
Lohgawe : Kau pemuda yang sangat
termasyhur. Semua orang pasti tau perihal kegagahan dan keberanianmu. Namun
semua orang tahu pula perihal perilakumu yang kurang baik. Ken Arok, andai kata
kau mau berubah, aku akan sangat bahagia, dan aku sudah pula menyediakan tempat
untuk kamu mengabdikan diri pada jalan kebaikan.
Ken Arok : Dimanakah engkau hendak menunjukkanku
jalan kebaikan itu kisana?
Lohgawe : Kau akan mengabdi kepada paduka
Tunggul Ametung, pemimpin daerah Tumapel. Ia sedang mencari pengawal prabadi.
Aku yakin, kau akan diterima sebagai pengawal pribadinya dengan mudah.
Ken Arok : Bagaimana kau bisa yakin?
Lohgawe : Sudahlah...
***
Pagi itu Lohgawe mengajak Ken
Arok ke Tumapel untuk mengenalkannya kepada Tunggul Ametung. Dan Kharisma Ken
Arok pun mampu memikat hati Tunggul Ametung. Ken Arok langsung diterima sebagai
pengawal pribadi Tunggul Ametung. Tak berapa lama, Ken Arok juga mampu membuat
Tunggul Ametung dengan cepat mempercayainya, sehingga setelah itu Ken Arok pun
menjadi orang kepercayaan Tunggul Ametung.
Namun, sesungguhnya dibalik
perilaku Ken Arok yang mengagumkan, ia menyimpan perasaan yang tak seharusnya
ia punyai. Ken Arok mencintai Ken Dedes, istri tunggul Ametung. Selama ini Ken
Arok menyimpan perasaannya dalam – dalam karena Ken Dedes adalah istri tuannya.
Namun, ia tak bisa menahannya lebih lama lagi. Hingga pada suatu hari saat Ken Arok
duduk termenung sendirian, pikiran jahat itupun muncul...
Ken Arok : Aku ini tampan, gagah, mempesona
pula... Seharusnya akulah yang duduk bersama Ken Dedes dan memimpin Tumapel
ini. Bukan tuanku yang lemah itu. Bahkan untuk mengantar laporan pemerintahan
ke Kota saja, ia tak mampu. Aku yang melakukannya, aku yang mampu. Seharusnya
aku yang menjadi dia, dan dia... sebaiknya dia mati. Hmm... ya, itu dia.
Sebaiknya dia mati saja. Hahahaha...
Setelah itu Ken Arok pergi
menemui Mpu Gandring, pembuat keris terkenal di pinggiran Tumapel...
Ken Arok : Ki, aku hendak memesan keris
sakti darimu. Buatkanlah aku sebuah keris paling sakti yang pernah kau buat.
Mpu Gandring : Baiklah anak muda.
Ken Arok : Kapan bisa kuambil Ki?
Mpu Gandring : Tunggulah barang satu atau dua bulan.
Ken Arok : Baiklah, aku akan kembali nanti.
Sekarang aku pulang dulu Ki.
Ken Arok meninggalkan rumah Mpu
Gandring dengan senyum lebar. Ia tak sabar membayangkan betapa indah keris yang
hendak digunakannya untuk membunuh Tunggul Ametung dan mendapatkan apa yang ia
mau, Ken Dedes dan Tumapel.
***
Sebulan kemudian, Ken Arok
kembali menemui Mpu Gandring. Ia bermaksud menagih keris yang ia pesan.
Ken Arok : Ki, apakah keris pesananku sudah
jadi?
Mpu Gandring : Sabarlah sebentar anak muda! Aku belum
menyempurnakannya.
Ken Arok : Tapi kau terlalu lama Ki, kemari,
berikan padaku keris itu! Aku tak peduli walaupun belum sempurna. Aku sudah
tidak sabar ingin membunuh Tunggul Ametung.
Mpu Gandring : Hah? Apa? Jadi kau ingin menggunakan
kerisku untuk sesuatu yang tidak baik? Keparat!!
Ken Arok : Aaah... Banyak bicara kau lelaki
tua! Matilah kau... Ken Arok Menusukkan kerisnya ke perut Mpu Gandring
hingga ia meninggal.
Mpu Gandring : Keris itu telah kukutuk anak muda. Ia akan
membunuhmu dan 7 keturunanmu kelak. Camkan itu anak muda!! Camkan itu... Mpu
Gandring merintih dalam keadaan sekarang. Lalu ia pun meninggal.
Ken Arok segera meninggalkan
tempat itu sebelum ada seorangpun tau. Ia segera kembali ke pusat daerah
Tumapel. Dijalan ia bertemu dengan Kebo Ijo, sahabatnya.
Kebo Ijo : Hai Ken Arok, apa yang sedang
kau pegang itu? Bolehkah aku meminjamnya?
Ken Arok : Tentu, ini keris baru milikku.
Kebo Ijo : Kebawa dulu ya? Nanti ku
kembalikan.
Ken Arok : Baiklah.
Lalu Kebo Ijo berlalu
meninggalkan Ken Arok. Ia menuju sebuah warung makan tempat dimana banyak warga
biasanya berkumpul. Ia mengambil posisi duduk sambil memamerkan keris yang baru
ia pinjam dari Ken Arok.
Kebo Ijo : Hai Drakula, lihatlah! Aku
punya keris baru. Keris ini sangat sakti. Keren kaaaan???
Drakula : Benarkah itu Kebo Ijo?
Kebo Ijo : Tentu saja. Mana mungkin orang
seunyu aku berbohong?
Drakula : Bolehkah aku meminjamnya?
Kebo Ijo : Tidak boleh!
Drakula : Pelit kau, kau pikir hanya
kau saja yang punya keris baru? Aku juga punya.
Kebo Ijo : Hah? Untuk apa seorang Drakula
sepertimu memiliki keris?
Drakula : Bukan keris, tapi pacar baru.
Hahahaha... Kemarilah sayang. Perkenalkan, inilah pacar baruku, Britney Spears.
Kebo Ijo : Cantik sekali...
Drakula : Hehe...
***
Sore itu Kebo Ijo menemui Ken
Arok untuk untuk mengembalikan keris miliknya. Lalu pada malam harinya Ken Arok
melancarkan aksi untuk membunuh Tunggul Ametung saat ia sedang tidur bersama
istrinya, Ken Dedes, yang sedang hamil 3 bulan anaknya bersama Tunggul Ametung.
Ken Dedes tahu bahwa Ken Arok yang membunuh Tunggul Ametung. Namun Ken Dedes
diam saja.
***
Setelah Tunggul Ametung
meninggal Kebo Ijolah yang dituduh publik sebagai pembunuhnya. Karena Kebo Ijo
pernah mengakui keris itu sebagai miliknya. Setelah semua proses peradilan
terhadap Kebo Ijo selesai, Ken Arok naik tahta menduduki jabatan Tunggul
Ametung sebagai pemimpin daerah Tumapel. Tentu dengan memperistri Ken Dedes
pula.
***
Pada suatu hari datanglah
beberapa orang brahmana ke rumah Ken Arok. Para brahmana tersebut meminta Ken
Arok selaku pemimpin Tumapel untuk bekerjasama meruntuhkan kekuasaan kerajaan
Kediri yang sewaktu itu menguasai Tumapel dan daerah – daerah lainnya.
Brahmana : Wahai Ya mulia Ken Arok yang
bijaksana. Sudikah kiranya paduka membantu hamba dan kawan – kawan hamba untuk
meruntuhkan kekuasaan Kediri? Kita sama – sama tahu bahwa Tumapel memiliki
tentara yang sangat hebat. Marilah kita bersama – sama membebaskan diri. Kita
dirikan kerajaan kita sendiri. Tidak bergantung pada mereka.
Ken Arok : Boleh... Tapi apa kau yakin kita
bisa mengalahkan pasukan kerajaan Kediri?
Pendeta : Hamba yakin ya mulia. Hamba
tahu, apa kelemahan mereka?
Ken Arok : Apa? Katakan!!
Pendeta : membisikkan sesuatu ke
telinga Ken Arok
Lalu mereka berdua pun
menyepakati konspirasi untuk meruntuhkan kerajaan Kediri tersebut. Rencana
penyerangan pun mulai di agendakan. Akhirnya, setelah dilakukan penyerangan
pasukan kerajaan Kediri dapat dikalahkan. Tumapel pun berkembang menjadi sebuah
kerajaan bernama Singosari dengan Ken Arok sebagai raja pertamanya.
***
Hari berganti, Anusapati, anak
Ken Dedes bersama Tunggul Ametung semakin beranjak dewasa. Ia menyimpan dendam
kepada ayah tirinya, Ken Arok. Ken Dedes telah memberitahu Anusapati perihal
sebab musabab kematian ayahnya. Akhirnya Anusapati pun berencana membunuh Ken
Arok demk membalaskan dendamnya. Namun ia tak mau melakukannya sendiri. Ia tak
mau mengotori tangannya karena ia berambisi menjadi raja Singosari sepeninggal
Ken Arok. Ia pun menyuruh Ki Pengalasan untuk melakukan hal tersebut.
Anusapati : Wahai Ki Pangalasan, bunuhlah Ken
Arok!! Aku akan berikan semua yang kau minta.
Ki Pengalasan : Benarkah itu wahai ya mulia Anusapati?
Anusapati : Ya
Ki Pengalasan : Namun mengapa ya mulia ingin membunuh ayah
ya mulia sendiri?
Anusapati : Sudahlah, laksanakan saja!!
Ki Pengalasan : Baik ya mulia.
Ki Pengalasan pun membunuh Ken
Arok. Setelah Ken Arok meninggal Anusapati naik tahta menjadi raja di kerajaan
Singosari, menggantikan Ken Arok. Namun Tohjaya, saudara tiri Anusapati yakni
anak Ken Arok dengan Ken Umang tidak terima atas hal tersebut. Akhirnya Tohjaya
membunuh Anusapati untuk menduduki tahta sebagai raja kerajaan Singosari. Namun
tak berapa lama Tohjaya digulingkan pula oleh Ronggowuni. Setelah Ronggowuni
meninggal, tahta kerajaan diberikan kepada Kertanegara. Ialah raja Singosari
yang paling terkenal. Suatu hari dalam rapat rutin pimpinan kerajaan...
Kertanegara : Aku ingin kita melakukan usaha
perluasan daerah. Ku perintahkan kau, Mahessa Anabrang untuk memimpin ekspedisi
ini. Ku namai ekspedisi ini dengan ekspedisi Pamalayu. Kita harus bisa
menggulingkan kekuasaan Sriwijaya yang sekarang ini tengah mendominasi. Kita
juga harus mencegah masuknya pengaruh Cina. Bagaimana menurut kalian?
Peserta Rapat : Setuju ya mulia.
Akhirnya berangkatlah Mahessa
Anabrang menjalankan ekspedisi Pamalayu yang diamanatkan kepadanya. Ternyata
kaisar Cina mengirimkan seorang utusannya bernama Men-ki untuk melakukan
perjanjian damai dengan Kertanegara. Namun Kertanegara malah berbuat kasar
kepadanya. Hal tersebut menimbulkan permusuhan yang semakin mendalam antara
kaisar Cina dengan raja Kertanegara.
Selain itu, diam – diam penguasa
daerah Kediri, Jayakatwang merencana upaya penyerangan terhadap Singosari
setelah mengatahui kelengahan pasukan Singosari di ibu kota karena pasukan
Singosari banyak yang dikirim untuk ekspedisi Pamalayu. Penyerangan pun
dilaksanakan. Untuk menghadapinya Kertanegara mengutus Raden Wijaya dan
Pangeran Ardaraja untuk memimpin pasukan pertahanan. Namun tiba – tiba pangeran
Ardaraja yang merupakan menantu dari kertanegara, namun juga anak dari
Jayakatwang, balik membela pasukan Jayakatwang. Akhirnya kerajaan Singosari
dapat diruntuhkan dan raja Kertanegara meninggal dalam tragedi tersebut. Dengan
meninggalnya raja Kertanegara, tamatlah riwayat kerajaan Singosari. Dari cerita
tersebut, dapat kita tarik sebuah pelajaran berharga, begitulah kawan jika kita
termasuk ke dalam orang – orang yang gila jabatan, kita akan saling tusuk –
menusuk demi mendapatkan apa yang kita inginkan bahkan pun jika itu harus
melukai orang terdekat kita sendiri.
tengkyu infonyaaa
BalasHapusnaskah drama tentang kerajaan singosari nya bagus dan jangan lupa kunjungi juga blog saya muhammadmarzqy.blogspot.com
BalasHapusIzin copas edit ya :)
BalasHapusizin copas ya, kalau ada sekalian prosanya juga. heheh
BalasHapusmakasih buat ilmunya
BalasHapusIzin copas yooo😗
BalasHapusIzin copas
BalasHapus